Perdukunan vs globalisasi
pada dasarnya pengertian dari
perdukunan itu adalah penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non
medis ujungnya penipuan. Perdukunan merupakan kepura-puraan keterampilan non
medis atau orang yang berpura-pura sebagai seorang ahli profesional, memiliki
pengetahuan atau kualifikasi pada beberapa bidang keahlian, padahal dia tidak
memiliki dan merupakan Seorang penipu.
Orang yang melakukan perdukunan biasanya tidak sendiri, mereka biasanya
terdiri dari beberapa orang merupakan satu TIM yang modus operasinya adalah
penipuan. Untuk mencari mangsa ada orang-orang yang bertindak sebagai orang
yang mempromosikan bidang keahlian si dukun itu, padahal promosinya omong
kosong dan penipu. Jika ada mangsa yang sudah masuk perangkap maka mulai
diadakan perjanjian untuk pergi ke rumah sang Dukun. Dengan trik perdukunan si
Mbah Dukun bisa menebak isi hati dan kemauan pasien, inilah salah satu penipuan
yang bisa menjatuhkan martabat Dukun yang asli.Pada mulanya Dukun adalah orang-orang penolong tanpa pamrih. Dengan adanya Penipu yang menyamar sebagai Dukun ini maka dikenalah istilah Perdukunan yang nilainya negatif di masyarakat luas yaitu diasosiakan sebagai Seorang penipu.
Untuk menipu mangsanya biasanya menawarkan azimat maupun benda-benda
bertuah yang harganya mahal, padahal ini merupakan tata cara penipuan yang
halus jalannya. Ada juga penipu yang menyamar sebagai orang yang taat beragama
dan dengan TIM-nya itu sebenarnya merupakan Penipu-penipu yang menyamar sebagai
orang-orang taat beragama, ini juga sebenarnya Perdukunan yang berada pada
jalur agama.
Walaupun globalisasi sudah dicanangkan namun apabila kesadaran masyarakat
tentang ilmu pengetahuan masih kurang peraktek perdukunan akan tetap ada selama
masih ada kepercayaan bahwa dukun merupakan sarana meminta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar