Sabtu, 25 Oktober 2014

PENGERTIAN TEORITIKA ETIKA BISNIS




PENGERTIAN TEORITIKA ETIKA BISNIS


1.      Pengertian etika
Etika berasal dari kata yunani ‘ethos’(jamak- ta etha), berarti adat istiadat.etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik pada diri seorang maupun pada suatu masyarakat etika juga berkaitan dengan nilai-nilai , tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang di anut diwariskan dari satu orang  ke orang yang lain atau dari generasi ke generasi lain.

·  Norma umum
Norma adalah memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian baik buruknya perilaku dan tindakan kita
Macam-macam norma :
ü  Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalm bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olahraga, aturan pendidikan dan lain-lain.
ü  Norma umum adalah sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu oleh dikatakan bersifat universal. Yang terbagi menjadi 3 yaitu :
1.      Norma sopan santun / norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahirlah dalam pergaulan sehari-hari.
2.      Norma hokum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejagteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebgai manusia.
· Etiks deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama. Sekarang merupakan juga salah satu etika yang terpenting.

Ada prinsip yang harus dipenuhi :
ü Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdsarkan kewajiban.
ü Nilai moral dari tindakan tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai , tindakan itu sudah dinilai baik.
ü Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum moral universal.



·      Etika teknologi
Berasal dari kata yunani, telos = tujuan, sehingga teori etika teknologi adalah mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
    
Dua aliran etika teknologi
·         Egoism etis
Inti pandangan egoism adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoism ini baru menjadi persoalan serius ketika ia  cenderung menjadi hedonistis yaitu, ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi di terjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat fulgar.
·         Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat tapi manfaat itu harus menyangkut buka saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

2.      BISINIS SEBUAH PROFESI ETIS

Peranan Etika dalam Dunia Modern
1. Adanya pluralisme moral
          Adalah suatu kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zaman yang semakin pluralistik, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiap hari kita bertemu dengan orang-orang dari suku, daerah lapisan social dan agama yang berbeda. Pertemuan ini semakin diperbanyak dan diperluas oleh kemajuan yang telah dicapai dalam dunia tekhnologi infomasi, yang telah mengalami perkembangan sangat pesat. Dalam pertemuan langsung dan tidak langsung dengan berbagai lapisan dan kelompok masyarakat kita menyaksikan atau berhadapan dengan pelbagai pandangan dan sikap yang, selain memiliki banyak kesamaan, memiliki juga banyak perbedaan bahkan pertentangan. Masing-masing pandangan mengklaim diri sebagai pandangan yang paling benar dan sah. Kita mengalaminya sepertinya kesatuan tatanan normtif sudah tidak ada lagi. Berhadapan dengan situasi, semacam in, kita akhirnya bertanya, tapi yang kita tanyakan bukan hanya apa yang merupakan kewajibanm kita dan apa yang tidak, melainkan manakah norma-norma untuk menentukan apa yang harus dianggap sebagai kewajiban.



2. Timbulnya masalah-masalah etis baru.
          Ciri lain yang menandai zaman kita adalah timbul masalah-masalh etis baru, terutama yang disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi khusunya ilmu-ilmu biomedis. Telah terjadi manipulasi genetis, yakni campur tangan manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia. Masalah cloning dan penciptaan manusia super sangatlah mengandung masalah-masalah etis seru dalam kehidupan manusia. Bagaimana sikap kita menghadapi perkembangan seperti ini? Disinilah kajian pertanggungjawaban etika diperlukan.

3. Munculnya kepedulian etis yang semakin universal.
          Ciri berikutnya yang menandai zaman kita adalah adanya suatu kepedulian etis yang semakin univeral. Diberbagai tempat atau wilayah di dunia kita menyaksikan gerakan perjuangan moral untuk masalah-masalah bersama umat manusia. Selain pergerakak-pergerakan perjuangan moral yang terorganisir seperti dalam bentuk kerjasama antar Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat , antar Dewan Perwakilan Rakyat dari beberapa negara atau Serikat-serikat Buruh, dan sebagainya, juga kita dapat menyaksikan adanya suatu kesadaran moral universal yang tidak terorganisir tapi terasa hidup dan berkembang dimana-mana. Ungkapan-ungkapan kepedulian etis yang semakin berkembang ini tidaklah mungkin terjadi tanpa di latarbelakangi oleh kesadaran moral yang universal. Gejala yang paling mencolok tentang kepedulian etis adalah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Azasi Manusia, Yang diproklamirkan oleh Persatuan Bangsa Bangsa (UNO) pada 10 Desember 1948. Dengan kepedulian etis yang universal ini, maka pluralisme moral pada bagian pertama diatas dapat menjadi persoalan tersendiri.

4. Hantaman gelombang modernisasi
          Kita sekarang ini hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan yang terus terjadi itu muncul dibawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu gelombang modernisasi. Yang dimaksud gelombang modernisasi disini bukan hanya menyangkut barang atau peralatan yang diproduksi semakin canggih, melainkan juga dalam hal cara berpikir yang telah berubah secara radikal. Ada banyak cara berpikir yang berkembnag, sepeti rasionalisme, individualisme, nasionalisme, sekularisme,materialisme, konsumerisme, pluralisme religius, serta cara berpikir dan pendidikan modern yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, social dan rohani masyarakat kita.

5. Tawaran berbagai ideologi
          Proses perubahan social budaya dan moral yang terus terjadi, tidak jarang telah nmembawa kebingungan bagi banyak orang atau kelompok orang. Banyak orang merasa kehilangan pegangan, dan tidak tahu harus berbuat atau memilih apa. Situasi seperti ini tidak jarang dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menawarkan ideology-ideologi mereka sebagai jawaban atas kebingungan tadi. Ada cukup bsnysk orsng ysng terombang-ambing mengikuti tawaran yang masing-masing mempunyai daya tarik sendiri itu. Disini etika dapat membantu orang untuk sanggup menghadapi secara kritis dan objektif berbagai ideology yang muncul. Pemikiran kritis dapat membantu untuk membuat penilaian rasional dan objektif, dan tidak mudah terpancing oleh berbagai alas an yang tidak mendasar. Sikap kritis yang dimaksud disini, bukan suatu sikap yang begitu saja menolak ide-ide baru atau juga begitu saja menerimanya, melainkan melakukan penilaian kritis untuk memahami sejauh mana ide-ide baru itu dapat diterima dan sejauh mana harus dengan tegas ditolak.

   Pengertian Etika Terapan
            Etika terapan (applied ethics) sama sekali bukan hal yang baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aristoteles, etika merupakan filsafat praktis, artinya, filsafat yang ingin memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan memperlihatkan apa yang harus dilakukan. Sifat praktis ini bertahan selama seluruh sejarah filsafat. Dalam abad pertengahan, Thomas Aquinas melanjutkan tradisi filsafat praktis ini dan menerapkannya di bidang teologi moral. Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang membahas masalah etis suatu bidang tertentu seperti keluarga dan negara. Namun pada dasarnya etika khusus dalam arti sebenarnya sama dengan etika terapan.
            Sekarang sudah cukup banyak institut, di dalam maupun di luar kalangan perguruan tinggi, yang khusus mempelajari persoalan- persoalan moral dan kerapkali berkaitan dengan bidang ilmiah tertentu (kedokteran, psikologi, hukum, ekonomi,dan lain-lain) bahkan seringkali dimasukkan dalam kurikulum di perguruan tinggi.
Etika Terapan sendiri di bagi menjadi 2, yaitu:

   1. Etika Umum
Etika Umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
·  Kaitan etika terapan dengan etika umum
            Penampilan baru etika dalam bentuk etika terapan sekarang ini mempunyai konsekuensi juga untuk etika teoretis atau etika umum. Perdebatan tentang masalah-masalah kongkrit akhirnya akan memperjelas, menguji dan mempertajam juga prinsip-prinsip moral yang umum. Perjumpaan dengan praktek akan memberikan banyak masukan berharga yang dapat dimanfaatkan oleh refleksi etika teoritis. Sebaliknya, etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari teori etika, sebagai pegangan baginya dalam memasuki pergumulan dengan masalah-masalah praktis. Disini ia mempergunakan prinsip-prinsip dan teori moral yang diharapkan sudah mempunyai  dasar yang kukuh. Apa yang dihasilkan oleh etika terapan tidaklah bias diandalkan kalau teori etika yang ada dibelakangnya tidak berbobot dan bermutu. 

2. Etika Khusus
            Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.
            Pembagian lain etika terapan adalah pembedaan antara etika individual dan etika social. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan etika social membahas kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat. Namun pembagian ini banyak diragukan relevansinya, karena manusia peroranganpun selalu adalah mahluk social, sehingga tidak bias dibedakan antara etika semata-mata individual dan etika yang semata-mata sosial.


Sumber :

3 komentar:

  1. Halo Klien,
    Kami adalah pemberi pinjaman, kami membantu orang mendapatkan pinjaman mereka dalam cara yang sangat mudah tanpa stres @ 3% semua kekhawatiran Anda concerniing keuangan akan lebih. hubungi kami sekarang melalui: dasilversoftloaninvestment@gmail.com

    Lengkapi formulir aplikasi di bawah ini untuk memungkinkan kita memproses pinjaman Anda.

    1. Nama Of Pemohon dalam Full ........
    2. Nomor Telepon ................
    3. Alamat dan Lokasi .............
    4. Jumlah dalam permintaan ................
    5. Periode Pembayaran .................
    6. Tujuan Dari Pinjaman .................
    7. negara .........................
    8. pendudukan....
    9. usia..........
    10.sex.........
    11.Monthly Penghasilan.....

    Salam.
    Pengelolaan
    Email Mohon Hubungi: dasilversoftloaninvestment@gmail.com

    BalasHapus