Minggu, 16 Juni 2013

BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT



NAMA  : abdul gani
NPM     : 10211016
KELAS : 2EA26

Penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Sumatera Barat diperkirakan sebanyak 270.000 orang. Terbanyak diberikan kepada nelayan.Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim saat mendampingi Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono ketika membagikan Kartu Penerima Santunan (KPS)  kepada 30 ribu masyarakat miskin di Kota Padang.
Menurut Muslim Kasim, selain nelayan, BLSM juga diberikan kepada petani, pedagang kecil, yang diperkirakan berimbas langsung oleh kenaikan BBM.Untuk mengatasi kenaikan BBM yang direncanakan Juni ini, pemerintah menyiapkan antisipasi kenaikan Bahan Bakar Minyak dengan program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat sebesar Rp16,2 triliun.
Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, khusus untuk bantuan berupa uang tunai dipersiapkan senilai Rp30 triliun. “Gunanya untuk pendorong daya beli masyarakat jika subsidi BBM dikurangi,” ujar Agung Laksono di Padang.
Menurut Agung, penerima BLSM diberikan Kartu Penerima Santunan (KPS). Pemerintah menyediakan KPS sebanyak 15,5 juta lembar yang diberikan kepada Rumah Tangga Miskin, yang mencakup 25 persen atau 60 juta penduduk miskin di Indonesia.
Masyarakat pemegang KPS, sebut Agung,  nantinya akan menerima bantuan beras selama 3 bulan dan uang tunai sebesar Rp150 ribu selama 5 bulan. Pemerintah mempercayakan PT Pos untuk pembagian KPS dan ditargetkan selesai akhir Juni.
SUMBER: Klikpositif.com   

Senin, 10 Juni 2013

strategi pembangunan ketahanan nasional

STRATEGI PEMBANGUNAN KETAHANAN NASIONAL


Kemampuan suatu bangsa dan negara dalam me manfaat-kan, mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menentukan keberhasilan dalam pembangunan nasional, ketangguhan ketahanan nasional, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta ber-kembangnya budaya masyarakat.Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan dalam me-ningkatkan kemampuan sumber daya manusia mentransformasikan po-tensi ketiga aspek TRIGATRA : geografi, demografi dan SDA kedalam pembangunan segenap aspek kehidupan meliputi kelima aspek PANCA-GATRA yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan HANKAM.Memasuki era globalisasi akan terjadi persaingan yang semakin kuat di pasaran intemasional yang menuntut setiap negara mening-katkan daya saingnya. Daya saing terutama antara lain ditentukan oleh tingkat produktivitas, yaitu nilai keluaran yang dihasilkan oleh satuan tenaga kerja atau kapital dan dalam hal ini ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada intinya adalah dalam rangka menuju pada kemandirian bangsa, mengembang-kan identitas bersama, merealisasi potensi ekonomi, kebudayaan serta politik sebagai suatu kesatuan nasional yang pada akhirnya akan memperkuat ketahanan nasional bangsa dan negara Indonesia.
 

Kebijakan pemerintah dalam mewujudkan ketahanan nasional
Kebijakan yang dilaksanakan pemerintah saat ini belum sesuai dengan UU No.7  tahun 1996 tentang Pangan. Dalam Pasal 45 UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan ditegaskan pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Sementara dalam pasal 47 ditegaskan guna mewujudkan cadangan pangan nasional, pemerintah akan berupaya: a) mengembangkan, membina, dan atau membantu penyelenggaraan cadangan pangan masyarakat, b). mengembangkan, menunjang, dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peran koperasi dan swasta dalam mewujudkan cadangan pangan setempat dan atau nasional. Namun kenyataannya, pemerintah justru hanya mengambil jalan pintas dengan cara impor beras, dan ironisnya ini terjadi setiap tahun (Pikiran Rakyat, 15 Maret 2007).
Kebijakan impor pangan yang menonjol sebagai program instan untuk mengatasi kekurangan produksi ini justru membuat petani semakin terpuruk dan tidak berdaya atas sistem pembangunan ketahanan pangan yang tidak tegas.   Akibat over suplai pangan dari impor seringkali memaksa harga jual hasil panen petani menjadi rendah tidak sebanding dengan biaya produksinya sehingga petani terus menanggung kerugian. Hal ini mengakibatkan usaha tani tanaman pangan tidak menarik lagi bagi petani dan memilih profesi lain di luar pertanian,  sehingga ketahanan pangan nasional mejadi rapuh (Hutapea dan Mashar, 2005). 

 
  
1.dihadapkan kepada kondisi pemahaman kesadaran berbangsa dan bernegara, maka masalah pokok yang perlu dipecahkan bersama adalah bagaimana membangun kesadaran dan kemampuan Bela Negara dikalangan bangsa Indonesia sebagai dasar pemahaman wawasan nusantara sebagai wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia dalam rangka membangun ketahanan nasional ?
2. Upaya yang dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan Indonesia terhadap seluruh komponen bangsa.
a. Ditinjau dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal sebagai berikut : Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untuk menjaga eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi melalui kurikulum pendidikan nasional sebagai berikut : a) Untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan dan lagu-lagu nasional serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai bendera negara; b) Untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia, mengenal Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa Indonsia; c) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan pendidikan dasar yang sudah diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun kemungkinan adanya ancaman yang datang dari luar; d) Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA setingkat) melanjutkan pendidikan menengah pertama yang sudah di terima di tingkat SMP secara aplikatif agar lebih menghayati arti penting bela negara dan rasa cinta tanah air dalam rangka mempertahankan keutuhan dan rasa persatuan kesatuan bangsa Indonesia melalui cara pandang yang sama dalam wadah NKRI. Sehingga sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela negara dalam kerangka pertahanan negara; e) Untuk tingkat Perguruan Tinggi, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara serta penanaman rasa bela negara rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat lebih aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih kewiraan serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa; f) Mengaktifkan kegiatan kepramukaan sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu untuk menanamkan semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda bangsa disetiap strata pendidikan yang berbeda.